Reaksi Bos Louvre Surabaya Mengenai Skandal Pengaturan Skor Skuatnya
Dunia basket Indonesia tengah digegerkan dengan dugaan pengaturan skor yang menyeret nama besar Louvre Surabaya. Erick Herlangga, pemilik klub Louvre Surabaya, akhirnya memberikan reaksi keras terkait skandal ini, membantah tuduhan dan menyatakan kesiapan untuk membela integritas timnya. Isu pengaturan skor ini pertama kali mencuat terkait pertandingan di ASEAN Basketball League (ABL) Invitational 2023, menciptakan gelombang kekecewaan di kalangan penggemar setia olahraga basket.
Asosiasi Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) telah mengambil langkah sigap dengan memutuskan pembekuan sementara terhadap aktivitas Louvre Surabaya. Menurut keterangan PP Perbasi, dugaan pengaturan skor ini mulai terkuak selama rangkaian seri ABL yang berlangsung di Batam beberapa waktu lalu. Pertemuan antara perwakilan manajemen Louvre dengan PP Perbasi telah dilakukan untuk mencari titik terang, namun pertemuan tersebut berakhir tanpa hasil yang konklusif, yang kemudian berujung pada keputusan pembekuan sementara klub. Keputusan ini tentu saja memberikan dampak signifikan bagi operasional dan reputasi tim.
Pihak manajemen Louvre Surabaya secara terang-terangan menyatakan kekecewaan mendalam atas keputusan pembekuan sementara yang diambil oleh PP Perbasi. Mereka merasa bahwa agenda pertemuan yang diselenggarakan tidak dijelaskan secara transparan, dan ada kesan kuat bahwa klub mereka telah diperlakukan seolah-olah bersalah sebelum adanya proses investigasi yang adil dan tuntas. Erick Herlangga menegaskan bahwa Louvre tidak akan tinggal diam dan akan melakukan segala upaya untuk membela diri. “Kami akan membela diri kami sepenuhnya. Ini termasuk niat kami untuk melaporkan pihak anonim yang menjadi sumber tuduhan ini kepada pihak berwajib agar diusut tuntas,” tegas Erick Herlangga dalam sebuah pernyataan pers yang disampaikannya pada hari Jumat, 24 Februari 2023, pukul 16.00 WIB, dari Jakarta.
Erick Herlangga juga menekankan pentingnya asas praduga tak bersalah dalam penanganan setiap kasus, terutama yang menyangkut reputasi dan kredibilitas. Ia berharap agar proses investigasi dapat dilakukan secara transparan, objektif, dan adil, tanpa adanya intervensi atau tekanan dari pihak mana pun yang dapat memengaruhi hasilnya. Kasus dugaan pengaturan skor ini tentu menjadi ujian berat bagi dunia basket Indonesia, mengingat integritas kompetisi adalah fondasi utama yang harus dijaga. Pihak kepolisian, melalui Divisi Hubungan Masyarakat (Divhumas) Polri, telah menyatakan kesiapan penuh untuk memberikan bantuan jika ada laporan resmi terkait indikasi tindak pidana dalam kasus ini, guna memastikan seluruh proses hukum berjalan sesuai prosedur yang berlaku. Seluruh komunitas basket Indonesia berharap agar kasus ini dapat segera terungkap dengan jelas dan keadilan ditegakkan, demi menjaga kepercayaan terhadap olahraga basket di Tanah Air.
